Pada Selasa (6/8) pagi waktu Asia, Bitcoin (BTC) sempat menembus US$56.000, menyusul lonjakan ketakutan risiko global yang menyebabkan seluruh pasar kripto ambruk signifikan. Data CoinGecko mengungkap BTC tengah diperdagangkan seharga US$55.713 pada waktu publikasi, naik 3% dalam 24 jam.
Aset-aset kripto utama lainnya seperti Ethereum (ETH) juga menampilkan pemulihan dahsyat. Analis meramal potensi pemangkasan suku bunga dapat memberikan dorongan yang diperlukan untuk mempertahankan momentum naik pasar.
Akankah Federal Reserve Pangkas Suku Bunga di September? Ini Ujar Pakar
Sepekan yang lalu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell meminimalkan kebutuhan akan pemotongan suku bunga tahun ini. Saat itu, hanya ada peluang 11% untuk pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan The Fed September. Namun, aksi jual besar-besaran pada hari Senin faktanya mampu memperkuat spekulasi soal peluang pemangkasan darurat.
Data terbaru CME menunjukkan probabilitas 75,5% bahwa Federal Reserve AS akan memangkas suku bunga sebesar 50 bps pada tanggal 18 September mendatang. Analis keuangan Robert Prechter meramal, The Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga darurat sebelum pertemuan September.
“Federal Reserve padahal punya kesempatan bagus hari Rabu lalu untuk menurunkan suku bunga Fed fund sebesar seperempat poin; mereka tidak melakukannya. Saya pikir itu adalah kesalahan besar,” komentar Prechter.
Terlepas dari spekulasi yang merebak, penting untuk dicatat bahwa pemotongan suku bunga darurat oleh Federal Reserve jarang terjadi. Adapun contoh terakhir terjadi selama puncak COVID-19.
Dengan kondisi pasar terkini, banyak ekonom berpendapat langkah semacam itu tidak mungkin diambil. Sebab, hal itu bakal mengisyaratkan kesulitan ekonomi yang parah sekaligus menunjukkan The Fed membuat kesalahan besar. Hal semacam itu alhasil dapat semakin menakuti investor.
BeInCrypto kemarin (5/8) juga melaporkan, pasar kripto mengalami turbulensi serius. Data Coinglass membocorkan bahwa jumlah likuidasi dalam 24 jam terakhir mencapai angka US$1,06 miliar; US$901,33 juta berasal dari posisi long dan US$159,41 juta dari posisi short. Angka ini meningkat tajam hanya dalam lima jam, yang sebelumnya baru bertengger di kitaran US$800 juta.
Beberapa pakar industri menghubungkan crash pasar ini dengan situasi ekonomi makro terbaru. Data ekonomi AS yang buruk pada hari Jumat memicu kekhawatiran tentang lesunya ekonomi global. Terlebih lagi, pembalikan cepat perdagangan yen menekan pasar Jepang, diperparah oleh risiko geopolitik di Timur Tengah.
Sementara, di kancah kripto, Jump Trading tercatat menjual sejumlah besar kepemilikan Ethereum mereka, akibatnya menambah kuat tekanan yang ada. Serangkaian peristiwa ini kian memicu volatilitas yang intens di pasar kripto, sehingga menggoyahkan kepercayaan investor.
Analis Anjurkan Strategi Jangka Panjang untuk Kelola Volatilitas Kripto
Di tengah volatilitas jangka pendek pasar kripto, para ahli menganjurkan investor untuk mempertahankan perspektif jangka panjang. CEO Bitwise, Matt Hougan, menekankan adanya peluang beli yang dihadirkan oleh fluktuasi pasar belakangan ini.
“Terlepas dari emosi, sejarah menunjukkan bahwa aksi jual akhir pekan lalu adalah peluang beli. […] Terakhir kali pasar anjlok sedemikian rupa adalah pada 12 Maret 2020. […] Jika kita lihat ke belakang, 12 Maret 2020 bukanlah waktu untuk panik. Itu adalah peluang beli terbaik untuk Bitcoin dalam satu dekade. […] Saya melihat situasi yang sama terjadi saat ini,” ungkapnya.
Hougan menyadari bahwa penentuan titik terendah alias titik bottom pasar kripto adalah hal krusial dalam jangka pendek. Adapun, ia menganjurkan untuk memantau tren likuidasi untuk menilai stabilitas pasar.
“Penting juga untuk memperhatikan kesehatan perusahaan-perusahaan di ekosistem kripto. Pergerakan yang ekstrem dapat menjatuhkan perusahaan dengan neraca keuangan dengan leverage terlalu tinggi, seperti yang kita lihat pada krisis 2021,” ungkap Hougan.
Lebih lanjut, ia mengimbau investor untuk mengamati aliran produk exchange-traded fund (ETF) guna memahami sentimen pasar; apakah investor cenderung membeli saat terjadi market dip ataukah justru menjual aset mereka. Hougan menekankan pentingnya mengabaikan fluktuasi jangka pendek.
“Bitcoin adalah aset yang volatil, dengan naik dan turun harga yang tajam. Selalu demikian, dan akan terus demikian untuk beberapa waktu ke depan. […] Harap tahan hasrat untuk melihat harga intraday, dan fokuslah pada potensi Bitcoin dalam jangka waktu satu, lima, dan sepuluh tahun mendatang,” tegasnya lagi.
Bagaimana pendapat Anda tentang spekulasi pemangkasan suku bunga The Fed yang memantik aksi rebound signifikan pasar kripto ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.