Menjelang akhir Juli lalu, harga Avalanche (AVAX) sempat menembus ke atas US$33. Namun malangnya, saat publikasi artikel, token ini telah kehilangan US$13 dari nilai tersebut, dan jika tidak diambil tindakan, harganya bisa turun lebih banyak lagi.
Namun, ini bukan sekadar rumor; ada alasan untuk percaya bahwa bias ini akurat kecuali ada sesuatu yang berubah.
Data On-chain Pancarkan Peringatan Besar untuk Avalanche
ln/Out of Money Around Price (IOMAP) adalah indikator utama yang mendorong prediksi ini. Metrik on-chain ini menampilkan jumlah alamat yang memegang token dalam keuntungan, impas, dan kerugian pada harga tertentu.
Dengan data ini, trader dapat menangkap level harga spesifik di mana suatu aset kripto bisa bergerak. Biasanya, semakin tinggi alamat pada rentang harga tertentu, semakin kuat pula support atau resistance yang diberikannya.
Namun, penting untuk dicatat bahwa semakin banyak alamat yang out of the money alias menderita rugi akan bertindak sebagai resistance, sementara semakin banyak alamat yang in the money akan menawarkan support. Untuk Avalanche sendiri, ada 82.670 alamat membeli 7,26 juta token dengan harga rata-rata US$21,12. Kelompok ini menelan rugi dan memegang altcoin ini pada kerugian yang belum terealisasi.
Sementara itu, 70.930 alamat membeli 1,02 juta AVAX, atau sekitar US$19,95, dan berada di zona profit. Perbedaan antara kedua sisi ini mencerminkan bahwa aset kripto ini bisa menghadapi resistance dari potensi tekanan jual.
tidak memiliki tingkat tekanan beli yang relatif tinggi, harga bisa tertolak jika bergerak mendekati US$21. Jika ini terjadi, maka target harga berikutnya untuk altcoin ini bisa jadi bertengger di sekitar US$19,62.
Di samping itu, informasi yang diperoleh dari order book di 20 crypto exchange teratas turut menyokong posisi ini. Dengan memakai Exchange-Onchain Market Depth, BeInCrypto mengamati bahwa ada lebih banyak token yang sedang nangkring di sisi ask (jual) ketimbang di sisi bid (beli) di kisaran harga US$20,61 – US$20,62.
Sebagai catatan, Jika jumlah altcoin yang disiapkan untuk dijual lebih tinggi daripada yang akan dibeli, hal ini mengindikasikan potensi tekanan jual jika volume pembelian tidak mampu menandingi volume penjualan.
Prediksi Harga AVAX: Entah US$19 atau US$17
Menilai kinerja harga terbarunya, AVAX telah berkinerja mengecewakan dibandingkan dengan pasar altcoin yang lebih luas. Contoh nyatanya, altcoin ini mencetak koreksi 40% antara tanggal 22 Juli sampai 6 Agustus.
AVAX juga tengah diperdagangkan di bawah EMA 20 hari (biru). EMA adalah singkatan dari Exponential Moving Average dan merupakan indikator teknikal yang mengukur arah tren. Biasanya, jika harga diperdagangkan di atas EMA, trennya bullish.
Dengan demikian, posisi AVAX terkini yang ada di bawah EMA menunjukkan tren bearish. Jika tren ini berlanjut dan kalangan bull gagal menopang altcoin ini, level harga berikutnya untuk AVAX mungkin di sekitar US$19,56. Jika aset kripto ini kesulitan untuk bertahan di zona ini, harganya bisa terjun ke US$17,03.
Akan tetapi, jika ternyata tekanan beli menanjak, AVAX berpotensi rebound alias pulih ke US$23,07. Dengan intensifikasi lebih lanjut, harga altcoin ini dapat melampaui EMA di US$24,25 dan kemudian menerobos US$26,64.
Bagaimana pendapat Anda tentang prospek harga Avalanche (AVAX) ke depannya? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.