Ethereum (ETH) mengalami salah satu hari terburuknya tahun ini pada hari Senin, 5 Agustus. Sebab, harganya telah terkoreksi tajam sebesar 23%. Akibatnya, harga ETH terseret turun ke US$2.120 — level yang terakhir kali tersentuh pada tahun 2023.
Meskipun ETH cepat pulih, aksi turun sebelumnya kemungkinan sudah menandai titik bottom. Berikut alasannya.
Sinyal On-chain Ethereum Pancarkan Reli Signifikan
Dari perspektif on-chain, Market Value to Realized Value (MVRV) Z-Score Ethereum terpantau turun ke 0,52. Metrik ini membantu menentukan apakah harga suatu aset kripto undervalued atau overvalued relatif terhadap nilai wajarnya.
Dengan kata lain, MVRV Z-Score juga dapat membantu menemukan puncak dan bottom market. Secara historis, ketika skor di atas 2,20, harga mendekati puncak siklus. Misalnya, pada tahun 2021, ketika harga ETH mencapai US$4.819, metrik ini mencapai 3,35.
Dua bulan kemudian, harga tergelincir ke US$2.440. Tepatnya bulan Maret, metrik ini mencapai 2,34 ketika ETH diperdagangkan sekitar US$4.067. Sejak saat itu, altcoin ini tak kunjung berhasil menguji level US$4.000.
Namun, grafik di atas menunjukkan bahwa ETH mungkin telah mencapai titik bottom lagi, karena MVRV Z-Score mendekati pembacaan yang sama dengan November 2023. Selama periode ini, ETH bergerak dari US$1.959 ke lebih dari US$4.000 dalam kurun waktu kurang dari empat bulan.
Jika pola ini berulang, harga Ethereum berpotensi melejit lebih dari 100% sebelum akhir tahun. Adapun indikator lain yang memperkuat prediksi ini adalah STH-NUPL, yang merupakan singkatan dari Short-Term Holder-Net Unrealized Profit/Loss.
Seperti halnya MVRV, metrik ini penting untuk mengidentifikasi puncak dan bottom pasar. Biasanya, keadaan euforia (hijau) dari STH-NUPL menandakan lahirnya pucuk pasar.
Namun, dalam kasus ETH, metrik ini sekarang amblas ke zona kapitulasi (merah), menunjukkan bahwa pasar penuh dengan ketakutan. Jika pola sebelumnya terulang, itu artinya ETH sudah menyentuh bottom market.
Prediksi Harga ETH: Reli 100% sebelum Akhir Tahun?
Senada dengan kondisi on-chain, indikator teknikal menunjukkan bahwa ETH dapat mengikuti pola yang mirip dengan kinerja pada kuartal pertama tahun 2024.
Pertimbangkan ini — harga ETH menghadapi koreksi yang signifikan antara 12 – 26 Januari. Kemudian, pada 27 Januari, altcoin ini mengalami pemulihan tajam seperti kenaikan 7% yang berhasil ETH catat dalam 24 jam terakhir.
Beberapa hari kemudian, area support dijumpai di kitaran US$2.220, yang merupakan salah satu alasan altcoin ini menghasilkan kinerja terbaiknya secara year-to-date (YTD). Apabila kita mengamati Relative Strength Index (RSI), indikator ini juga memberikan kepercayaan pada bias tersebut.
Seperti yang terlihat di bawah, RSI, yang berguna mengukur momentum, hampir mencapai kondisi oversold (jenuh jual) sebelum reli pada bulan Januari. Sebagai konteks, nilai RSI pada 30 atau di bawahnya menunjukkan posisi oversold, sedangkan nilai 70 atau di bawahnya menunjukkan kondisi overbought (jenuh beli).
Sementara, aset kripto ini telah mencapai titik oversold, sehingga mengindikasikan peluang yang lebih besar untuk rebound substansial. Skenario ini bisa membuat ETH memulai dengan retest US$2.871.
Selanjutnya, tekanan beli yang berkelanjutan bisa mendongkrak harga hingga US$4.094 dalam beberapa bulan mendatang. Namun, prediksi ini bisa menjadi tidak valid jika bull gagal mempertahankan momentum terbaru.
Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi harga Ethereum ke depannya menurut analisis on-chain ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.