Trader Sebut Kejatuhan Bitcoin Mirip Siklus Bull Pasca Halving



Trader veteran Peter Brandt dalam analisisnya menjelaskan bahwa penurunan harga Bitcoin (BTC) yang terjadi baru-baru ini mirip dengan siklus pasca halving di 2017 silam. Hal itu mengisyaratkan bahwa pelemahan yang ada merupakan bentuk kuda-kuda untuk siap lepas landas dalam momen bullish berikutnya.

Melalui utas di X/Twitter, Brandt membagikan statistik pergerakan harga Bitcoin. Setelah momen akbar 4 tahunan yang terjadi 8 tahun silam, aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia itu berada di level US$650 dan mencapai titik terendah di level US$474, atau mengalami koreksi 27%.

Sebagai pengingat, Bitcoin halving di 2016 terjadi pada bulan Juli. Saat itu, pergerakan Bitcoin memang mengalami koreksi yang cukup dalam, namun lebih dari 1 tahun kemudian, harga Bitcoin berhasil meroket dan sempat bertengger di kisaran US$19.665 pada Desember 2017.

“Harap dicatat, penurunan Bitcoin sejak halving sekarang mirip dengan siklus pasar bull halving 2015-2017,” jelas Brandt.

Meski terdengar optimistis terhadap pergerakan BTC ke depannya, pandangan lain justru menyebutkan bahwa penurunan Bitcoin yang saat ini sedang terjadi, kemungkinan besar belum mencapai harga bottom.

Trader Tetap Beli BTC meski Harga Turun

Pendiri ITC Crypto, Benjamin Cowen, secara terpisah menyebut bahwa situasi sekarang mirip dengan kondisi pasar di tahun 2019 silam. Di mana, harga Bitcoin akan kembali memantul sebelum akhirnya mengalami koreksi besar.

“Jika Bitcoin berhasil bangkit dari level US$59.000-US$60.000, maka kisaran support bull market mungkin akan memberikan perlawanan,” beber Cowen.

Data dari Kaiko menyebut, secara historis, bulan Agustus selalu menjadi bulan yang buruk bagi pasar kripto. Tahun lalu, terjadi peristwia deleveraging terbesar yang berlangsung pada 16 hingga 17 Agustus. Tahun ini, penjualan Bitcoin terjadi bersamaan dengan pasar ekuitas di Amerika Serikat (AS), yang memicu kekhawatiran terjadinya hard landing.

Meski demikian, berdasarkan cumulative volume delta (CVD) Bitcoin, sebagian besar platform kripto yang ada di AS menunjukkan bahwa beberapa trader melakukan buy the dip Bitcoin saat pasar sedang bergejolak.

Hal itu terjadi di saat crypto exchange asing seperti Binance dan OKX mengalami aksi jual secara besar-besaran.

Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi harga Bitcoin ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *