Biaya gas alias gas fee Ethereum telah merosot ke level terendah dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini terpicu oleh ledakan transaksi di berbagai jaringan layer-2 (L2) Ethereum.
Anjloknya biaya secara drastis ini membuat transaksi on-chain menjadi jauh lebih murah bagi pengguna. Juga, fenomena langka ini turut memantik diskusi ihwal dampaknya pada jaringan dalam jangka panjang.
Gas Fee Ethereum Turun, Pasokan Naik
Menurut data dari Etherscan, gas fee rata-rata di mainnet Ethereum sempat terjun ke bawah 1 Gwei pada Sabtu (10/8). Namun sejak itu, pulih lagi menjadi sekitar 2 Gwei (kira-kira US$0,06). Sementara, beberapa transaksi mungkin masih menarik biaya hingga 5 Gwei (sekitar US$0,22).
Turunnya biaya ini juga terlihat pada solusi penskalaan layer-2 Ethereum. Data dari Gasfees.io mengungkap bahwa biaya rata-rata di Optimism, Base, Arbitrum, dan Linea saat ini berada di bawah US$0,01.
Barisan pengamat pasar menyebut penurunan gas fee ini mungkin terkait dengan diperkenalkannya transaksi berbasis blob dengan upgrade Dencun pada bulan Maret. Upgrade ini telah secara dramatis memacu volume transaksi L2 berkat biaya yang lebih murah.
Sebagai gambaran, data dari L2beats menunjukkan bahwa jaringan layer-2 terkemuka seperti Base dan Arbitrum kini memproses lebih banyak transaksi per detiknya dibandingkan Ethereum sendiri. Selama sehari terakhir saja, Base sudah menangani 39,80 transaksi per detik (TPS), dan Arbitrum mengelola 17,28 TPS. Sebaliknya, Ethereum hanya memproses sekitar 12,17 TPS.
Tren-tren ini lantas mendorong sejumlah pemangku kepentingan, termasuk Martin Koppelman, Co-Founder Gnosis, untuk menganjurkan peningkatan aktivitas di layer-1 (L1). Koppelman berpandangan bahwa menaikkan batas gas, bahkan dengan biaya transaksi yang rendah, dapat menjadi langkah strategis untuk memacu penggunaan lapisan dasar.
“Menurut saya, Ethereum perlu meningkatkan aktivitas layer-1 kembali. Dan meskipun kedengarannya berlawanan dengan intuisi pada tingkat biaya yang rendah seperti ini, menaikkan gas limit dapat menjadi bagian dari strategi,” ujarnya.
Di sisi lain, penurunan biaya ini juga menimbulkan kekhawatiran terkait inflasi jaringan. Pasalnya, dengan berkurangnya ETH yang terbakar, pasokan ETH di jaringan justru meningkat.
Menurut Ultrasound.money, hanya 120 ETH yang menjalani proses burn dalam sehari terakhir, sementara pasokan melesat lebih dari 2.500 ETH. Ketimpangan ini menunjukkan pasokan ETH yang semakin besar, berlawanan dengan tren deflasi yang sebelumnya teramati.
Jika tren ini berlanjut, pasokan Ethereum bisa berkembang lebih dari 943.000 ETH (setara dengan US$2,5 miliar) dalam setahun ke depan.
Bagaimana pendapat Anda tentang anjloknya gas fee Ethereum ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.