Jakarta (ANTARA) – Analis industri terkemuka memproyeksikan penjualan kendaraan listrik global naik 30 persen pada 2025, meskipun beberapa produsen mobil mengurangi rencana elektrifikasi mereka dengan alasan permintaan masih terlalu lemah.
Menurut siaran Carscoops pada Minggu (29/12), para ahli dari S&P Global Mobility memproyeksikan penjualan kendaraan listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) pada 2025 mencapai 15,1 juta unit sehingga pangsa pasarnya menjadi 16,7 persen dari penjualan mobil global.
Meskipun angka final penjualan BEV tahun 2024 belum keluar, kendaraan listrik berbasis baterai yang terjual diperkirakan mencapai 11,6 juta unit dan pangsa pasarnya sampai 13,2 persen.
Baca juga: Volkswagen tinjau model penjualan kendaraan elektrik di pasar Eropa
Pertumbuhan penjualan kendaraan elektrik menurut hasil studi akan bervariasi antar-wilayah, dipengaruhi oleh faktor seperti kebijakan pemerintah, tarif dan insentif, serta ketersediaan infrastruktur pengisian daya yang sesuai.
Wilayah | Pangsa Pasar EV |
Perbandingan
tahun 2025 vs. 2024
|
---|---|---|
Eropa | 20,4% | +43,4% |
AS | 11,2% | +36,0% |
China | 29,7% | +19,7% |
India | 7,5% | +117% |
Global | 16,7% | +29,9% |
Mobil listrik diperkirakan hanya menyumbang 7,5 persen dari total penjualan di India, meskipun perubahan pangsanya mencapai 117 persen dari tahun ke tahun, yang menunjukkan peningkatan pesat penjualan mobil listrik.
Di Amerika Serikat (AS), penjualan mobil listrik diproyeksikan tumbuh 36 persen sehingga pangsa pasarnya menjadi 11,2 persen.
Kebenaran proyeksi penjualan itu sebagian besar akan bergantung pada kebijakan presiden terpilih Donald Trump dan timnya mengenai keringanan pajak dan tarif mobil listrik yang dibuat di luar negeri.
Baca juga: Mobil listrik diyakini bakal mengungguli ICE di China pada 2025
Penjualan mobil listrik diperkirakan mencakup hampir 30 persen dari penjualan mobil di China, yang selalu terdepan dalam hal pembelian mobil listrik, pada 2025.
Namun, karena pangsa pasarnya sudah sangat besar laju pertumbuhannya tidak secepat di wilayah lain, diperkirakan hanya meningkat mendekati 20 persen dari tahun 2024.
Kendati demikian, angka penjualan kendaraan listrik di China diperkirakan melampaui penjualan kendaraan berbahan bakar fosil untuk pertama kalinya pada tahun 2025, melampaui target yang ditetapkan oleh pemerintah.
Pemerintah China menargetkan penjualan kendaraan listrik mencapai 50 persen dari penjualan mobil baru pada tahun 2035.
Meskipun para analis memperkirakan tren ini akan berlanjut pada masa mendatang dan menyebut China sebagai raksasa kendaraan listrik yang tidak dapat dihentikan, kelebihan pasokan model, persaingan ketat, dan perang harga akan terjadi.
Produsen mobil Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat yang beberapa tahun lalu mendominasi pasar mobil China, pasar mobil terbesar di dunia, telah menghadapi penurunan tajam dalam penjualan mereka karena pembeli beralih ke merek domestik.
Mobil buatan produsen asing menyumbang 64 persen dari penjualan mobil baru di China pada 2020, tetapi pangsa mereka turun menjadi hanya 37 persen pada 2024.
Terlepas dari penurunan penjualan dan masalah yang dihadapi oleh perusahaan pembuat mobil, S&P Global Mobility dalam studinya memproyeksikan penjualan kendaraan listrik Eropa Barat dan Tengah masih bisa tumbuh hingga 43 persen sehingga pangsa pasarnya mencapai lebih dari 20 persen.
Baca juga: China jual 3,316 juta kendaraan pada November 2024
Baca juga: Penjualan mobil penumpang dengan energi baru di China melonjak
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024