Jakarta (ANTARA) – Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menyampaikan pentingnya pengendara memastikan muatan kendaraan tidak melampaui kapasitas dalam upaya untuk mencegah kecelakaan lalu lintas.
“Untuk memahami rasio muatan dengan kapasitas mobil bagi orang awam, mulai lah dengan mengetahui kapasitas maksimum kendaraan yang tercantum di buku manual atau stiker di pintu mobil,” katanya saat dihubungi ANTARA dari Jakarta pada Selasa.
Buku manual dan stiker di pintu mobil umumnya memuat informasi tentang batas daya angkut kendaraan serta berat total kendaraan dengan muatan penuh.
Pengemudi harus memastikan berat muatan kendaraan tidak melebihi kapasitas angkut kendaraan berdasarkan informasi dari pabrik yang dituangkan dalam buku manual maupun stiker mobil.
“Rasio muatan yang seimbang menjaga performa pengereman dan manuver kendaraan, sehingga penting untuk mematuhi batas beban maksimum yang disarankan pabrikan,” kata Yannes.
Beban yang melampaui batas daya angkut kendaraan, menurut dia, dapat mengurangi daya cengkeram ban pada jalan, memperpanjang jarak pengereman, dan memperlambat akselerasi.
Kondisi yang demikian dapat membuat pengemudi kesulitan mengendalikan kendaraan, terutama dalam situasi darurat. Akibatnya, laju kendaraan bisa tidak stabil dan kendaraan berisiko selip atau terguling.
Baca juga: Enam langkah pengecekan fluida pada kendaraan pribadi
Baca juga: Langkah-langkah inspeksi untuk menghindari rem blong dalam perjalanan
Yannes menyampaikan beberapa indikasi kendaraan kelebihan muatan, antara lain dari kondisi kendaraan.
“Jika kendaraan tampak lebih rendah dari biasanya, terutama di bagian belakang, ini bisa menjadi indikasi kelebihan beban,” katanya.
Selain itu, menurut dia, indikasi muatan kendaraan melampaui batas daya angkut terlihat dari tekanan ban yang tampak kurang meskipun sudah diisi sesuai rekomendasi.
Dia mengatakan, peningkatan kinerja pengereman dan akselerasi yang terasa menurun juga mengindikasikan muatan kendaraan melebihi batas kapasitasnya.
Kalau kendaraan membutuhkan jarak lebih panjang untuk berhenti atau terasa lambat dalam akselerasi, maka kemungkinan besar muatannya melampaui batas daya angkut.
“Kinerja pengereman dan akselerasi menurun yang dapat dirasakan secara fisik, kendaraan mungkin membutuhkan jarak lebih panjang untuk berhenti atau akselerasi terasa lambat berbeda dengan yang biasanya,” kata Yannes.
Baca juga: Tabrakan beruntun di Tol Cipularang diduga dipicu truk rem blong
Baca juga: Cek kondisi komponen kendaraan sebelum berkendara pada musim hujan
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024