Menperin tegaskan insentif kendaraan listrik masih diperlukan


Tangerang, Banten (ANTARA) – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa insentif untuk kendaraan listrik masih sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan industri otomotif.

“Sangat, sangat penting,” ujar Agus di ICE BSD, Tangerang, Banten, Jumat. 

Agus menilai industri otomotif memiliki ekosistem luas, mencakup backward dan forward linkage yang besar hingga penyerapan tenaga kerja yang tinggi. Agus melihat perlunya insentif untuk meringankan beban konsumen.

Baca juga: Perpanjangan insentif EV bakal diputuskan pemerintahan Prabowo

“Oleh sebab itu insentif-insentif itu di dalam menjawab untuk membuat konsumen tidak berat,” ucap dia. 

Agus mengatakan pihaknya mengupayakan agar insentif untuk kendaraan listrik dapat terus berlanjut pada tahun depan. Selain itu, Kemenperin juga telah mengusulkan insentif untuk kendaraan hybrid.

“Kita upayakan berlanjut. (Untuk aturannya) ini yang lagi kita bahas. Insentif kendaraan listrik, kemudian hybrid, nah itu besarannya seperti apa ini yang lagi kita bahas,” kata Agus.

Baca juga: Kemenko Marves tekankan insentif penting untuk kendaraan listrik

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa industri otomotif saat ini masih menghadapi berbagai tantangan.

Tingginya suku bunga serta rencana penambahan pajak, seperti kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), dinilainya berpotensi menghambat pertumbuhan industri otomotif.

Oleh karena itu, pihaknya berharap pemerintah, khususnya Kementerian Perindustrian dapat memberikan stimulus untuk menjaga kelangsungan pasar kendaraan di Indonesia.

Baca juga: Kemenkomarves harap insentif pajak hadirkan lebih banyak opsi EV

“Kelangsungan industri otomotif di Indonesia secara signifikan dan harus terus dijaga. Oleh karena itu kita sangat mengharapkan perhatian dari pemerintah khususnya dari Kemenperin RI, untuk memberikan kemungkinan adanya stimulus untuk menjaga pasar kendaraan Indonesia,” ujar Nangoi.

Dia menilai adanya stimulus atau insentif tersebut dapat memperkuat pertumbuhan industri otomotif di dalam negeri.

“Jadi insentif untuk hybrid, apakah itu untuk ICE (mesin pembakaran internal), ataupun untuk listrik sama pentingnya buat kita,” ucap Nangoi.

Baca juga: Rencana insentif mobil listrik CBU dan dilema kemandirian energi

Pewarta:
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *