loading…
Kemenparekraf RI resmi menetapkan Desa Wisata Jatimulyo di Kabupaten Kulon Progo, DIY, sebagai salah satu desa terbaik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024. Foto/Istimewa
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, setiap tahun Kabupaten Kulon Progo berhasil mengirimkan desa-desa wisata terbaik di ajang ADWI yang tahun ini memasuki tahun keempat penyelenggaraan.
“Saya sangat terkesan, karena Kabupaten Kulon Progo ini bukan lagi hattrick tapi quattrick karena empat tahun berturut-turut berhasil masuk dalam ADWI,” ungkap Sandiaga usai melakukan visitasi dan meresmikan Desa Wisata Jatimulyo dalam 50 Besar ADWI 2024, Jumat (19/7/2024).
Lantas, apa saja daya tarik yang dimiliki Desa Wisata Jatimulyo?
Desa Wisata Jatimulyo terletak di ketinggian 600-800 mdpl di kawasan Pegunungan Menoreh. Desa ini merupakan salah satu desa yang masih menganut kebudayaan Jawa yang kuat dan memiliki berbagai daya tarik wisata, baik alam maupun budaya.
Dalam pengelolaannya, masyarakat di bawah naungan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) memaksimalkan potensi yang ada dengan mengedepankan nilai-nilai keberlanjutan. Hal ini sejalan dengan tema ADWI 2024 yaitu ‘Desa Wisata Menuju Pariwisata Hijau Berkelas Dunia’. Sehingga desa wisata ini diharapkan dapat menjadi daya ungkit bagi ekonomi desa dan sebagai wahana promosi, untuk menunjukkan potensi desa-desa wisata di Indonesia kepada wisatawan Nusantara maupun mancanegara.
Salah satunya terlihat dalam pengelolaan daya tarik wisata Ekowisata Sungai Mudal yang telah menjadi favorit wisatawan. Tidak hanya Nusantara bahkan mancanegara. Destinasi ini menawarkan suguhan berupa kolam alami dengan airnya yang jernih yang berasal dari sebuah mata air di dalam gua.
Dulu, mata air ini tidak terawat. Namun, berkat inisiatif warga yang melakukan pembersihan dan pemanfaatan, perlahan-lahan berubah menjadi salah satu destinasi wisata. Air yang mengalir dari ketinggian juga banyak menghadirkan air terjun alami yang amat menarik untuk dikunjungi.
Selain itu, Desa Wisata Jatimulyo juga merupakan salah satu desa yang menjadi pelopor kegiatan konservasi burung. Tidak hanya berkesempatan untuk lebih banyak mengenal berbagai macam jenis burung dan lebih dekat dengan alam, wisatawan juga bisa mengadopsi sarang burung.
Dalam program ‘Adopsi Burung’ ini, semua komponen masyarakat terlibat dalam beberapa rangkaian kegiatannya. Mulai dari pemilik lahan, tim monitoring yang merupakan masyarakat yang tergabung dalam kelompok KTH (Kelompok Tani Hutan) Wanapaksi, Pemerintah Desa Jatimulyo, dan yang sudah tentunya yaitu para adopter yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia.