Sepuluh raksasa keuangan global, termasuk Mastercard, Swift, Citi, dan JP Morgan, berkolaborasi untuk membuktikan bagaimana distributed ledger technology (DLT) dapat digunakan untuk penyelesaian transaksi tokenisasi aset di sektor perbankan.
Laporan dari Asosiasi Industri Sekuritas dan Pasar Keuangan (SIFMA) menyebutkan, kerja sama yang terjalin antara para pihak telah melahirkan layanan yang dinamakan Regulated Settlement Network (RSN).
Produk yang menggunakan mekanisme proof-of-concept (PoC) itu dirancang untuk bisa menyelesaikan transaksi beragam tokenisasi aset keuangan, termasuk di dalamnya Treasury AS, uang grosir bank sentral, serta tokenisasi dana bank komersial.
“Proyek ini ingin melihat lebih jauh bagaimana penyelesaian tokenisasi uang tunai dan sekuritas bisa dilaksanakan dalam sistem secara umum,” demikian penjelasan dalam laporan tersebut.
Beberapa nama besar lain di industri keuangan seperti TD Bank NA, US Bank, USDF, Wells Fargo, Visa, dan juga Zions Bancorp turut berpartisipasi dalam proyek tersebut.
Charles de Simone selaku Managing Director SIFMA, menjelaskan bahwa eksplorasi DLT secara bersama-sama merupakan inisiatif untuk mengeksplorasi inovasi dalam bentuk uang digital dan produk sekuritas berdenominasi dolar AS.
SIFMA sendiri nantinya bakal berperan sebagai manajer program yang akan mengharmonisasikan peran dari masing-masing anggota.
Integrasi DLT Dipercaya Mampu Membuka Infrastruktur Pasar Generasi Berikutnya
Wakil Presiden Eksekutif Blockchain & Aset Digital Mastercard, Raj Dhamodharan, menekankan pentingnya kerja sama antara organisasi publik dan swasta dalam mengeksplorasi teknologi blockchain guna memecahkan permasalahan yang ada di dunia nyata.
Ia optimistis bahwa integrasi teknologi anyar itu akan membuka infrastruktur pasar generasi berikutnya, di mana proses settlement dapat dilakukan 24 jam non-stop tanpa kendala.
Proyek ini akan menggunakan mekanisme proof-of-concept (PoC) untuk mensimulasikan transaksi Pengiriman vs Pembayaran (DVP) dalam bentuk dolar AS. Penting untuk dipahami bahwa masing-masing pihak tidak memiliki komitmen untuk melakukan penelitian berikutnya setelah tahapan ini selesai.
Di sisi lain, tren bull market di pasar kripto ternyata mendorong para pemangku kepentingan untuk memanfaatkan momentum ini guna mengembangkan teknologi yang menjadi dasar aset digital, blockchain.
Tidak hanya di AS, Otoritas Moneter Hong Kong (HKMA) juga memiliki inisatif serupa untuk proyek tokenisasi. Belum lama ini, otoritas moneter tertinggi di Hong Kong itu telah membentuk kelompok kerja dengan industri, termasuk HSBC, untuk mendorong tokenisasi melalui mata uang digital pemerintah.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.