Hype Airdrop Selesai, TVL Scroll Terjun Bebas: Apa Penyebabnya?


Jaringan layer-2 (L2) Ethereum, Scroll, mengalami penurunan signifikan dalam total value locked (TVL). Nilainya tergerus US$170 juta sejak mencapai puncaknya pada 16 Oktober 2024.

Adapun dinamika naik dan turunnya TVL Scroll sendiri mencerminkan tren yang lebih luas di dunia kripto. Insentif jangka pendek seperti airdrop memang dapat memacu pertumbuhan pesat dalam hal TVL. Namun, ini kerapkali tidak menghasilkan keterlibatan pengguna jangka panjang.

TVL Scroll melejit menjelang snapshot yang sangat dinanti pada 19 Oktober. Snapshot ini merupakan bagian dari strategi protokol untuk mendistribusikan native token SCR melalui airdrop. Menurut laporan BeInCrypto, pengumuman pada 9 Oktober memicu lonjakan aktivitas sebab para airdrop farmer berusaha menggenjot kepemilikan mereka demi memenuhi syarat untuk menerima token.

Data dari DefiLlama menguak bahwa antara tanggal 9 hingga 16 Oktober, TVL Scroll melonjak sebesar US$157,70 juta. Tepatnya, naik dari US$838,05 juta menjadi US$995,75 juta. Ini mewakili lonjakan nyaris 20% dalam sepekan. Sayangnya, kenaikan ini hanya berlangsung singkat. Menjelang snapshot, TVL terus menukik, mencatat US$824,82 juta pada waktu publikasi.

Scroll TVL Amid SCR Airdrop Hype
TVL Scroll di Tengah Hype Airdrop SCR | Sumber: DefiLlama

TVL sendiri mengacu pada total nilai aset yang terkunci di dalam sebuah protokol decentralized finance (DeFi). Melambungnya TVL biasanya menandakan adanya lonjakan jumlah dana yang disimpan dan digunakan di suatu platform DeFi. Sebaliknya, menukiknya TVL mengindikasikan berkurangnya jumlah aset yang terkunci di protokol DeFi.

Fenomena ambruknya TVL pada umumnya adalah buntut dari berbagai faktor. Ini termasuk volatilitas pasar, perubahan perilaku pengguna, ataupun kejadian yang memengaruhi sektor DeFi. Dalam kasus Scroll sendiri, penurunan pesat ini menyoroti masalah umum dengan airdrop farming. Kendati airdrop bisa menciptakan lonjakan likuiditas jangka pendek, ini biasanya tidak menghasilkan keterlibatan pengguna jangka panjang ataupun retensi nilai.

Walau penantian untuk airdrop Scroll telah usai, sebagian partisipan masih merasa tidak puas. Khususnya, beberapa pengguna mengungkapkan kekhawatiran bahwa ada pihak orang dalam yang secara tidak adil mengumpulkan jumlah mark yang besar.

“Tim Scroll sangat serakah! Setelah mengalokasikan 23% untuk diri mereka sendiri, mereka juga memilih untuk memanipulasi airdrop dengan mengalokasikan lebih dari 1 juta marks ke alamat tim,” ujar Anon Vee, seorang investor dan trader kripto via X.

Tak dimungkiri, lonjakan likuiditas yang cepat ini adalah hal umum dalam gelaran airdrop farming. Peserta jangka pendek yang ingin memenuhi syarat untuk airdrop menyuntikkan modal ke dalam protokol. Dengan meningkatkan kepemilikan mereka di platform untuk sementara waktu, para peserta ini berharap untuk mendapatkan bagian dari token SCR Scroll sebelum airdrop tayang.

Dampak Airdrop pada Likuiditas Proyek

Tim Scroll nampaknya menggunakan strategi snapshot airdrop dalam rangka menarik lebih banyak pengguna baru. Mereka memanfaatkan euforia yang kerap muncul seputar acara seperti ini, karena airdrop memberikan peluang bagi peserta untuk mendapatkan token gratis. Bagi sebagian orang, ini adalah kesempatan untuk HODL aset pada waktu yang tepat, sementara yang lain mungkin hanya bergabung demi distribusi token tanpa niat terlibat dalam proyek dalam jangka panjang.

Namun, ada kelemahan dalam strategi ini, yakni pengenceran atau dilusi reward untuk para pengguna setia. Airdrop farmer, yang hanya menambahkan likuiditas untuk periode singkat, seringkali mendapatkan porsi besar dari distribusi token. Hal ini bisa membuat pendukung jangka panjang merasa kontribusi mereka kurang dihargai.

Faktanya, fenomena ini tidak hanya dialami oleh Scroll. Airdrop farming telah menjadi tren di dunia kripto, dengan banyak proyek seperti Mode Network, Manta, dan ZKSync mengalami lonjakan serupa dalam total value locked (TVL) menjelang snapshot, hanya untuk melihat angka tersebut terpelanting turun begitu periode farming selesai. Volatilitas semacam ini bisa memengaruhi stabilitas proyek dan sekaligus berisiko mengikis kepercayaan di antara pengguna.

Seiring dengan meningkatnya tren ini, proyek-proyek harus menemukan cara untuk merancang struktur insentif yang benar-benar memberi penghargaan kepada komitmen jangka panjang tanpa rentan terhadap spekulan jangka pendek. Kini, tantangan terbesar bagi Scroll dan proyek lainnya adalah bagaimana mempertahankan pengguna setelah acara airdrop selesai.

Bagaimana pendapat Anda tentang airdrop crypto Scroll yang berujung amblasnya TVL ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *