Audi gagal temukan investor untuk pabrik kendaraan listrik di Brussels


Jakarta (ANTARA) – Merek premium Volkswagen AG, Audi, gagal menemukan investor yang cocok untuk pabrik kendaraan listriknya di Brussels, Belgia, sehingga meningkatkan risiko penutupan pabrik tersebut.

Dalam pernyataannya pada Selasa (15/10), Chief Operating Officer Gerd Walker menyampaikan bahwa dari 26 pihak yang tertarik dan investor potensial yang menyampaikan tawaran, tidak ada yang menawarkan “konsep yang layak dan berkelanjutan” untuk masa depan pabrik.

Menurut siaran Hindustan Times pada Rabu, Walker menyampaikan pernyataan itu setelah pertemuan luar biasa dengan dewan kerja.

Audi menyatakan bahwa upaya pencarian internal dalam grup VW untuk produksi mobil masa depan atau penggunaan alternatif pabrik tersebut juga tidak membuahkan hasil.

“Yang penting bagi saya adalah kami segera menciptakan kejelasan dalam proses informasi dan konsultasi, serta sekarang fokus lebih lanjut pada pembahasan rencana sosial,” kata Walker.

“Kami akan terus mengejar hal ini dengan cara yang terpercaya, objektif, dan adil,” dia menambahkan.

Baca juga: Nio bantah akan beli pabrik Audi di Belgia demi atasi tarif EV

Baca juga: China setujui rencana pembangunan pabrik mobil listrik Audi dan FAW

Hukum Belgia mewajibkan manajer pabrik lokal dan pekerja melakukan pembicaraan tentang masa depan pabrik yang terancam ditutup.

Perwakilan dari Audi dan serikat pekerja telah meninjau opsi-opsi alternatif untuk mempertahankan operasi pabrik, tetapi tidak ada yang terbukti layak secara ekonomi.

​​​​Ronny Liedts, negosiator serikat pekerja ACV-CSC di pabrik Brussels, mengemukakan bahwa sekitar 3.000 pekerja di pabrik tersebut kemungkinan akan kehilangan pekerjaan.

“Satu-satunya yang mereka inginkan adalah menutup pabrik secepat mungkin. Tidak ada alternatif yang bekerja bagi mereka,” ujarnya.

Pabrik Audi di Brussels yang berbiaya tinggi mengalami kesulitan akibat rendahnya permintaan SUV listrik yang diproduksi di sana, sementara lokasi pabrik yang ada di pusat kota menghambat ekspansi dan pembaruan logistik untuk membuat pabrik lebih ekonomis.

Audi bukan satu-satunya merek VW yang berada di bawah tekanan. Lemahnya permintaan kendaraan listrik, kurangnya model yang terjangkau, serta persaingan dari perusahaan teknologi seperti Tesla dan BYD telah mendorong produsen mobil terbesar di Eropa ini ke dalam salah satu program pemotongan biaya paling intens.

Baca juga: Kia sudah selesai bangun pabrik khusus kendaraan listrik

Baca juga: BYD akan masuki pasar Pakistan dan bangun pabrik

Pewarta:
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *