Apa dan Bagaimana Transplantasi Rambut Itu? Tindakan Bedah Medis untuk Atasi Kebotakan



loading…

Transplantasi rambut adalah prosedur bedah kosmetik yang melibatkan pemindahan folikel rambut dari area kepala yang lebih lebat ke area yang mengalami kebotakan atau penipisan. Foto/iStock

JAKARTA – Kerontokan rambut adalah sebuah momok bagi hampir sebagian orang. Pasalnya, masalah ini tak hanya dialami oleh orang lanjut usia, namun juga mereka yang masih memiliki usia muda.

Akibat kerontokan yang parah, tak sedikit orang di usia muda yang mengalami kebotakan dini pada bagian tertentu. Hal ini tentu sangat mempengaruhi kepercayaan diri.

Karena itu, orang mulai mencari dan melakukan berbagai cara untuk mengatasinya. Selain melalui penggunaan produk haircare, prosedur transplantasi rambut kini juga mulai digandrungi.

Transplantasi rambut adalah prosedur bedah kosmetik yang melibatkan pemindahan folikel rambut dari area kepala yang lebih lebat ke area yang mengalami kebotakan atau penipisan. Pada dasarnya, prosedur ini dapat dilakukan oleh siapa saja. Namun, Dokter Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik di The Clinic Beautylosophy dr. Nur Anindhawati mengatakan, sebelum menjalani operasi tersebut, ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan.

Salah satunya dengan melakukan konsultasi terlebih dulu dengan dokter. Selain itu, sebelum melakukan tindakan transplantasi rambut, pasien disarankan untuk tidak mengonsumsi alkohol hingga rokok.

Bahkan dr. Anin juga menyarankan agar pasien tidur dengan nyenyak sehari sebelum melakukan operasi. Pasalnya, jika kondisi pasien dalam keadaan lelah dan tidak nyaman, akan mempengaruhi tekanan darah. Prosedur transplantasi rambut tidak disarankan dilakukan jika pasien memiliki tekanan darah yang cukup tinggi.

“Karena ini tindakan operasi, otomatis sebelumnya tidak mengonsumsi alkohol dan rokok. Juga harus tidur yang nyaman malamnya. Karena biasanya kalau misalnya harus grabak-grubuk dan malamnya nggak tidur dan sebagainya biasanya kan jadi deg-degan ya. Dan itu membuat tensi naik,” tutur dr. Aini saat jumpa pers di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Kamis (20/6/2024).

“Nah kalau udah tensi naik otomatis kita kan jadi perlu menunda dulu, segala macam. Ibaratnya kita akan melakukan operasi jika pasien dalam kondisi fit,” lanjutnya.

Selain pra tindakan, pasien juga perlu menghindari beberapa hal usai menjalani transplantasi rambut. Misalnya menghindari garukan di area kepala, dan mandi dengan shower bertekanan tinggi yang bisa menyebabkan rambut hasil transplantasi bisa kembali rontok.

“Nah kalau setelah operasi, intinya jangan melakukan sesuatu yang membuat Anda menggaruk, menggesek, atau tidak sengaja menggaruknya. Salah satunya dengan mandi pakai shower bertekanan tinggi, nah itu bikin rambutnya rontok lagi,” paparnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *