loading…
Jelang ulang tahun Emotional Spiritual Quotient (ESQ) ke-24, digelar workshop Mental Health Ranger: How to be A Good Listener, Sabtu (11/5/2024). Foto/MPI/Muhamad Fadli Ramadan
Dipandu oleh Pandu Ady Winata selaku CEO Teman Curhat, acara yang digelar di Auditorium Universitas UAG, Menara 165, Jakarta, ini diakui peserta memberikan banyak ilmu.
Balta (17) mengaku sangat senang bisa ikut dalam seminar yang membahas mengenai kesehatan mental itu. Menurutnya, anak-anak muda saat ini membutuhkan bimbingan mengenai kesehatan mental yang kerap menjadi isu utama dalam kehidupan.
“Dari acara ESQ ini sangat menarik karena banyak sekali manfaat yang dapat diambil, contohnya dari acara yang dipandu oleh coach Pandu. Ini tentang Mental Health Ranger How to be A Good Listener. Dari situ kita belajar penting banget menjadi pendengar,” kata Balta, Sabtu (11/5/2024).
Dalam seminar tersebut, Pandu mengungkapkan sangat penting untuk menjadi seorang pendengar yang baik. Mengingat, ada banyak orang yang kesulitan untuk mencari teman bercerita dalam mengungkapkan masalah yang sedang dihadapinya.
“Sangat berharga banget untuk ikut sebagai Mental Health Ranger karena manfaatnya banyak banget. Tentunya dari UAG, dari sini juga Kak Pandu lulus. Di sini membuktikan bisa menjadi pembicara untuk mengajak Gen-Z menjadi lebih baik lagi,” ujar Balta.
“Saya berharap ke depannya, untuk generasi sekarang ini lebih menjaga mental dan menjadi listener yang baik lagi,” lanjutnya.
Peserta seminar lain, Rakho Farialdi (17), juga mengungkapkan kalau dirinya mendapat banyak ilmu bermanfaat setelah mengikuti seminar tersebut. Ia tak menyangka ternyata kesehatan mental sangat penting untuk membuat hidup lebih baik.
“Saya nggak expect aja awalnya, nggak tahunya pas ikutin seminar ESQ ini banyak dapat ilmu yang bermanfaat tentang kesehatan mental. Banyak banget ilmu yang berguna untuk menjalani kehidupan yang lebih baik lagi ke depannya,” tuturnya.
Melalui seminar tersebut, Rakho menyadari bahwa tidak boleh menilai seseorang dengan sembarangan. Mendengar keluh kesah dan memahami apa yang dibutuhkan seseorang bisa mengubah pandangannya terhadap orang tersebut.
“Dari sini saya belajar bahwa kita nggak boleh menilai langsung, jadi harus memahami dengan baik, mendengar dulu apa yang dibutuhkan dia. Kalau sudah dapat intinya baru kita melangkah lebih jauh. Kita juga jangan terlalu jadi guru banget,” ujarnya.
(tsa)