Jakarta (ANTARA) – Pakar Otomotif sekaligus akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengatakan bahwa langkah Indonesia yang dilakukan saat ini dalam mempercepat ekosistem kendaraan elektrik di Indonesia sudah sangat tepat.
“Penting untuk dicatat bahwa Indonesia sedang bergerak ke arah yang benar,” kata Yannes Martinus Pasaribu kepada ANTARA, Selasa.
Meski begitu, ujarnya Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan untuk menghidupkan ekosistem kendaraan listrik yang harus cepat diselesaikan dengan cara konsisten dan juga tepat.
Tiga tantangan yang perlu dihadapi oleh pemerintah untuk menghidupkan ekosistem ini, diantaranya adalah jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang masih terbatas sehingga banyak menimbulkan kekhawatiran pengguna EV untuk melakukan perjalanan yang jauh.
Baca juga: Biaya konversi motor BBM ke listrik masih jadi tantangan
Baca juga: Indonesia hadapi tantangan besar kembangkan ekosistem EV di kawasan
“Jumlah SPKLU masih terbatas, terutama di luar kota-kota besar. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan jarak tempuh dan kesulitan pengisian daya bagi pengguna EV,” ucap dia.
Tantangan yang kedua adalah tidak adanya standarisasi teknologi pengisian daya, yang dapat menyulitkan pengguna EV. Sehingga mereka harus menyesuaikan jenis pengisi daya dengan kendaraan mereka sendiri.
Tantangan ketiga adalah pemerataan edukasi mengenai kendaraan elektrik ini, terlebih untuk memahami teknologi EV dan cara penggunaannya, termasuk cara pengisian daya dan perawatan baterai.
Dengan berbagai tantangan yang masih harus dibenahi oleh pemerintah Ri dalam membangun ekosistem ini, Yannes menyimpulkan bahwa Indonesia masih butuh waktu untuk bisa benar-benar beralih ke kendaraan elektrik.
Oleh karena itu, pemerintah telah menetapkan target ambisius untuk membangun ribuan SPKLU dalam beberapa tahun ke depan dan memberikan berbagai insentif untuk mendorong penggunaan EV.
“Selain itu, semakin banyak perusahaan swasta yang terlibat dalam pengembangan infrastruktur EV. Jadi, kuncinya speed up dan konsisten,” tutur dia.
Sebagaimana diketahui, ekosistem kendaraan elektrik belakangan ini telah menunjukkan hal yang positif. Menurut catatan Gaikindo, penjualan mobil listrik pada 2024 tercatat sebanyak 7.745 unit hingga April 2024.
Bahkan, setiap bulannya penjualan kendaraan berbasis baterai ini terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pada Januari 2024, kendaraan ini terjual sebanyak 2.334 unit. Di bulan selanjutnya, kendaraan elektrik terjual sebanyak 1.444 unit dan pada periode selanjutnya terjual sebanyak 2.140 unit, April sebanyak 1.827 unit.
Baca juga: Sejumlah tantangan dalam menyuburkan ekosistem EV di Indonesia
Baca juga: Harga dan kesiapan infrastruktur jadi tantangan adopsi EV di Indonesia
Baca juga: Tantangan bangun infrastruktur kendaraan listrik di Indonesia
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024