5 Penyakit yang Disebabkan Berpikir Negatif, Nomor 2 Bisa Mematikan



loading…

Berpikir negatif tidak hanya memengaruhi suasana hati, tapi juga dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik hingga menyebabkan munculnya banyak penyakit. Foto/Penn Today

JAKARTA – Berpikir negatif tidak hanya memengaruhi suasana hati, tapi juga dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik hingga menyebabkan munculnya banyak penyakit yang harus diwaspadai. Hal ini pun terbukti melalui penelitian.

Di mana penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Medicine and Life menunjukkan bahwa pikiran dan emosi negatif yang kronis dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Mulai dari masalah tiroid hingga tekanan darah tinggi.

Berikut lima penyakit yang disebabkan berpikir negatif dilansir dari Times of India, Kamis (9/5/2024).

Penyakit yang Disebabkan Berpikir Negatif

1. Masalah Tiroid

Berpikir negatif dapat memengaruhi fungsi kelenjar tiroid yang mengatur metabolisme, tingkat energi, dan suasana hati. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism, stres kronis dan emosi negatif dapat mengganggu keseimbangan hormon tiroid dalam tubuh.

Sehingga menyebabkan kondisi seperti hipotiroidisme atau hipertiroidisme. Kondisi tersebut dapat menimbulkan gejala seperti kelelahan, penambahan atau penurunan berat badan, dan perubahan suasana hati.

2. Detak Jantung yang Cepat

Berpikir negatif terus-menerus dapat memicu respons stres tubuh sehingga menyebabkan peningkatan detak jantung. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology menunjukkan bahwa stres kronis dan emosi negatif dapat berkontribusi pada perkembangan masalah kardiovaskular, termasuk detak jantung yang cepat (takikardia).

Seiring waktu, hal ini dapat meningkatkan risiko kondisi jantung yang lebih serius. Seperti penyakit jantung dan serangan jantung.

3. Masalah Pencernaan

Kesehatan usus Anda terkait erat dengan kesejahteraan emosional, dan pemikiran negatif dapat berbahaya bagi sistem pencernaan. Penelitian menunjukkan bahwa stres dan emosi negatif dapat mengganggu keseimbangan bakteri di usus, sehingga menyebabkan masalah pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar (IBS), refluks asam, dan sakit maag.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *