Jhon dan Riana mengatakan mereka langsung tertarik untuk memboyong Hilux Rangga dan menjadikan kendaraan operasional, setelah melihat unit kendaraan itu di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024, sekira empat bulan silam.
Setelah melihat langsung unit kendaraannya dan merasa cocok untuk digunakan dalam misi petualangan mereka, pasangan suami-istri asal Pontianak ini kemudian membeli Hilux Rangga versi 2.4 diesel automatic, dan kemudian melakukan modifikasi agar mobil itu dapat dijadikan rumah berjalan yang nyaman.
Baca juga: Sebulan meluncur, pemesanan Hilux Rangga tembus 1.000 unit
Baca juga: Hilux Rangga resmi meluncur, harga mulai Rp188 juta
“Di luar pembelian mobil, biaya yang kami habiskan untuk membangun mobil campervan ini mencapai Rp 385 juta. Biaya itu menjadi besar karena bahan-bahan yang digunakan untuk membangun bagian belakang ini menggunakan bahan yang ringan tetapi kuat,” kata Jhon saat ditemui di Surabaya, Kamis.
Ditambah harga unit Hilux Rangga yang mencapai sekira Rp 304 juta, maka biaya total yang dikeluarkan pasangan ini untuk memiliki campervan tersebut mencapai setengah milyar lebih. Meski demikian, dengan kebutuhan dan gaya hidup nomaden mereka, Jhon mengatakan bahwa untuk masa pakai kendaraan lebih dari dua tahun, justru mereka dapat berhemat banyak.
“Sebab di mobil ini kami bisa tidur, memasak, buang air, tidak perlu menyewa kamar hotel. Sehingga justru jika dipakai lama, pembelian dan biaya membangun mobil ini justru lebih kecil ketimbang berpetualang tanpa menggunakan mobil,” papar Jhon Stephen.
Riana sendiri sebagai seorang perempuan, juga menyukai gaya hidup berpetualang dengan menggunakan mobil campervan. Ia mengaku termasuk perempuan yang tidak direpotkan dengan berbagai masalah perawatan diri, dan mampu menyesuaikan dengan berbagai situasi dan tantangan yang ada selama perjalanan.
“Paling yang perlu dibantu orang adalah potong rambut. Biasanya kalau perlu potong rambut, baru ke salon. Sisanya mah simpel saja. Saya bisa mandi di mana saja, bahkan pernah juga mandi dengan air merah di Kalimantan,” tutur Riana.
Berkelana ke berbagai tempat di Indonesia, membuat Jhon dan Riana harus bertemu berbagai kepercayaan dan adat-istiadat yang sangat beragam.
Jhon lantas menegaskan bahwa mereka sangat menghormati kepercayaan dan adat yang dipegang masyarakat di suatu tempat, dan berusaha mengikutinya meski terkadang tidak masuk akal.
“Ada daerah yang tidak boleh mengenakan pakaian merah, ada daerah yang tidak boleh menyuguhkan pisang raja. Macam-macam, tetapi saya dan dia (Riana) tetap menghormatinya,” pungkas Jhon yang telah menjual rumahnya di Pontianak sebagai langkah “membakar kapal” itu.
Baca juga: Toyota pajang Hilux Rangga towing hingga Agya Race Car di IMX 2024
Baca juga: Toyota Rangga Concept akan mengaspal 2024 dengan bawa nama Hilux
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024