Rp6,2 T Raib akibat Peretasan di Q3 2024, Keamanan Kripto Naik


Immunefi baru saja merilis laporan kuartalan terbaru tentang kerugian di sektor kripto. Sebanyak US$412 juta lenyap akibat peretasan dan penipuan. Meskipun begitu, situasi keamanan secara keseluruhan menunjukkan perbaikan.

Decentralized finance (DeFi) terus menjadi target utama, namun centralized finance (CeFi) mencatat kerugian terbesar. Fenomena ini menyoroti pentingnya menjaga keamanan aset melalui self-custody.

Keamanan Kripto Saat Ini

Immunefi, platform bug bounty blockchain, belum lama ini merilis laporan komprehensif tentang kerugian kripto di Q3 2024. Menurut laporan ini, total kerugian yang menimpa ekosistem Web3 mencapai hampir US$413 juta. Meskipun jumlahnya terlihat besar, ImmuneFi juga memperkirakan bahwa hampir US$90 miliar terkunci di seluruh industri, sehingga kerugian ini tergolong ringan.

Crypto Capital 2024
Total Value Locked Kripto | Sumber: DefiLlama

Menariknya, keamanan kripto justru menunjukkan kemajuan pesat. Sebab selama Q2 2024, total kerugian tercatat US$572 juta. Sementara di Q3 tahun lalu, kerugian yang tercatat mencapai US$685 juta.

Maknanya, dalam setahun, kerugian ini berhasil susut hampir 40%. Adapun lebih dari 99% kerugian ini disebabkan oleh peretasan langsung, sementara kasus penipuan menurun drastis.

Salah satu peretasan terbesar dalam laporan Immunefi terjadi hanya beberapa hari sebelum laporan ini terbit. Yakni, BingX kehilangan US$52 juta, yang menyumbang 12% dari total kerugian akibat peretasan. Selain peretasan WazirX pada Juli, 32 insiden lainnya berkontribusi 32% dari total kerugian.

Stabilitas yang Semakin Meningkat

Dengan kata lain, tingginya kerugian di Q3 sebagian besar disebabkan oleh faktor kebetulan. Kasus penipuan turun lebih dari 86% dalam setahun terakhir, dan jelas bahwa situasi keamanan kripto mengalami banyak perbaikan. Misalnya, lebih dari setengah kerugian berdasarkan chain terjadi di Ethereum dan BNB. Sementara beberapa proyek yang sebelumnya mengalami kerugian parah tahun lalu tidak lagi muncul tahun ini.

“Kami melihat lebih banyak insiden yang menargetkan DeFi, sementara CeFi mengalami insiden yang lebih sedikit namun dengan konsekuensi yang lebih parah, dengan ratusan juta dana yang tercuri dalam satu insiden eksploitasi. Di CeFi, masalah infrastruktur terbesar adalah manajemen kunci privat, yang penting untuk menjaga self-custody aset kripto namun biasanya tidak diaudit secara ketat,” tutur CEO Immunefi, Mitchell Amador.

Amador langsung menyoroti inti masalahnya. Kerugian di sektor DeFi turun nyaris 80%, sementara kerugian di CeFi justru meningkat 66%.

Sejumlah peretasan besar di exchange mendominasi total pencurian yang berhasil terlaksana, meskipun lebih banyak upaya peretasan terjadi di DeFi. Immunefi sebelumnya juga menyatakan bahwa kerentanan infrastruktur adalah titik lemah utama proyek kripto. Inilah mengapa self-custody semakin penting untuk menjaga keamanan aset.

Bagaimana pendapat Anda tentang insiden peretasan kripto & kian kokohnya keamanan ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *