Jaguar Land Rover dituduh jual data pengemudi ke perusahaan asuransi


Jakarta (ANTARA) – Ketika membeli barang baru yang mahal, seperti mobil, wajar jika konsumen percaya bahwa perusahaan yang menjual produk tersebut akan memberikan layanan terbaik, termasuk melindungi informasi pribadi yang konsumen berikan kepada mereka.

Namun, semakin banyak klaim yang dibuat tentang beberapa produsen mobil terbesar di dunia menunjukkan bahwa hal ini mungkin tidak benar.

Pada bulan Maret, muncul berita bahwa sejumlah merek mobil di AS menjual data mengemudi kepada perusahaan asuransi.

Baca juga: Insinyur baru kerja tiga hari dituduh curi dokumen rahasia Tesla

Kemudian, hanya beberapa minggu yang lalu, sepasang senator meminta Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat (AS) untuk menyelidiki praktik tersebut, lapor Carscoops, Selasa (10/9).

Sepasang tuntutan hukum segera menyusul, menuduh Hyundai dan Kia, serta GM, telah menjual data mengemudi secara tidak sah.

Sekarang, sebuah gugatan diajukan mengklaim Jaguar Land Rover (JLR) Amerika Utara ikut serta dalam kasus yang sama, meskipun produsen mobil ini membantah tuduhan tersebut.

Gugatan yang diajukan di Pengadilan Distrik Amerika Serikat di Massachusetts ini menuduh bahwa merek tersebut mengambil dan membagikan data pribadi yang dikumpulkan melalui beberapa fitur perangkat lunak, termasuk InControl, yang telah digunakan sejak tahun 2014. 

Baca juga: Aplikasi pihak ketiga mobil terkoneksi rentan pencurian data

Menurut para pemilik yang terlibat dalam tuntutan ini, sistem tersebut dapat melacak lokasi kendaraan, data tentang akselerasi, pengereman mendadak, dan kejadian-kejadian berkecepatan tinggi, bahkan mentransmisikan rincian tentang panggilan bluetooth dan musik yang diputar di dalam mobil.

JLR kemudian dituduh memberikan dan/atau menjual sebagian atau seluruh data ini kepada agen kredit dan/atau perusahaan agregasi data, semuanya tanpa sepengetahuan pemilik.

Setelah agen kredit mendapatkan akses ke data ini, mereka dapat berbalik dan menjualnya ke perusahaan asuransi otomotif, menurut gugatan tersebut.

Baca juga: Studi terbaru ungkap masalah privasi data pada mobil modern

Perusahaan asuransi ini kemudian menggunakan data tersebut untuk menyesuaikan dan menaikkan penawaran dan premi mereka, yang sering kali merugikan pemilik mobil.

Gugatan tersebut mengidentifikasi dua penggugat: Gail Hupper dan William Wood. Mereka membeli Land Rover Defender 110 tahun 2023 pada bulan April 2023, dan beberapa bulan kemudian, menerima pembaruan perangkat lunak yang menjelaskan bahwa mobil mereka telah terhubung ke internet.

Para penggugat mengatakan bahwa koneksi perangkat lunak yang terus-menerus tidak diungkapkan secara memadai dalam materi pemasaran JLR.

Namun, JLR membantah bahwa kendaraannya mengumpulkan data pelanggan atau berpartisipasi dalam pengumpulan data dan praktik pembagian dan/atau penjualan yang dituduhkan.

Baca juga: Tesla akan peringatkan risiko privasi data dari kamera mobil di Jerman

Baca juga: Pria Kanada dan China dituduh menjual data rahasia milik Tesla

Pewarta:
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *