Circle Boyong Stablecoin EURC ke Base



Penerbit stablecoin, Circle, mengumumkan pihaknya telah memboyong aset kripto yang dipatok ke euro 1:1, EURC, ke jaringan Base. Aksi itu dipercaya akan menambah luas adopsi stablecoin di kancah global, termasuk Eropa.

Dalam pengumuman resminya, Circle juga menyebut bahwa EURC sudah mendapatkan persetujuan dari regulator setempat dan patuh terhadap rezim Markets in Crypto Assets (MiCA).

“EURC dan USDC adalah stablecoin pertama di Base dari penerbit global yang mematuhi aturan kripto Uni Eropa (UE),” jelas Circle.

Ekspansi ini juga diklaim akan memudahkan akses ritel ke jaringan on-ramp maupun off-ramp global Coinbase. Selain itu, kehadiran EURC sendiri disebut memperlihatkan peluang besar untuk pertumbuhan dalam ekonomi aset digital.

Sebelumnya, stablecoin EURC hanya tersedia di jaringan Avalanche, Ethereum, Solana, dan Stellar. Penambahan Base sebagai ekspansi terbarunya memperlihatkan bahwa perusahaan serius untuk mengembangkan bisnis mata uang virtualnya ke seluruh dunia.

CEO Circle Jeremy Allaire optimistis bahwa dalam satu dekade mendatang stablecoin bakal berkontribusi sekitar 10% untuk keuangan global. Pandangan ini didasari oleh volume transfer stablecoin yang dalam 4 tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan positif, dari US$100 miliar menjadi lebih dari US$1 triliun.

EURC untuk Pembayaran Lintas Batas

Dalam laman resminya, Circle menyebut pengguna bisa memanfaatkan stablecoin EURC di Base untuk pembayaran lintas batas dengan penyelesaian transaksi hampir instan. Selain itu, aktivitas remitansi dan pembayaran peer-to-peer (P2P) diklaim menjadi lebih murah dibandingkan dengan sistem sebelumnya.

“Pengguna juga bisa memiliki akses ke penyimpanan nilai euro dan dolar untuk tabungan dan foreign exchange (FX) guna melindungi kekayaan terhadap inflasi mata uang lokal,” sambung Circle.

Mengacu pada riset yang digelar oleh Uniswap dan Circle tahun lalu, penggunaan protokol decentralized finance (DeFi), khususnya FX on-chain, mampu mereduksi biaya pengiriman uang hingga 80%.

Sebagai catatan, biaya remitansi sudah menjadi masalah bersama bagi negara-negara untuk mengggenjot inklusi keuangan. Pasalnya, untuk bisa menciptakan inklusi keuangan di luar jalur perbankan, tarif yang berlaku relatif tinggi.

Contohnya, jika konsumen menggunakan bank, mereka harus siap merogoh kocek sekitar 10,8% untuk biaya transfer. Sementara bagi konsumen yang menggunakan operator pengiriman uang, akan dibebankan tarif sebesar 6,2%, dan pengiriman uang melalui kantor pos membutuhkan biaya sekitar 5,5% dari nilai transaksi.

Bagaimana pendapat Anda tentang masuknya stablecoin EURC ke jaringan Base? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *